Luapan sungai tersebut sampai menjebolkan celah tanggul sungai yang belum selesai dibangun seiring proyek normalisasi sungai yang dikerjakan Kementerian PUPR.
Berdasarkan informasi, luapan air terlihat sekitar pukul 07.00 WIB yang langsung menggenangi permukiman warga yang ada di sekitarnya, seperti Sawah Besar dan Kaligawe.
Seperti diungkapkan Budi Hartono, warga Karangkimpul RT 2/RW 1, Kelurahan Kaligawe, Semarang, banjir dari luapan Sungai BKT langsung menerjang permukiman warga.
"Padahal tidak hujan, tetapi tahu-tahu airnya sungai luber. Lewat pukul 07.00 WIB tadi tanggulnya jebol. Langsung masuk ke jalan dan rumah warga," katanya.
Bahkan, banyak warga yang tidak sempat menyelamatkan barang-barangnya karena air datang tiba-tiba dan cukup deras meski sekarang ini sudah berangsur surut menyisakan lumpur.
"Ketinggiannya banjir tadi sekitar 70 centimeter sampai 1 meteran. Mungkin ini air kiriman dari wilayah atas karena di wilayah sini tidak hujan," katanya.
Banjir, kata dia, datang lewat celah-celah tanggul yang jadi jalan masuk kendaraan proyek normalisasi Sungai BKT, diperparah dengan tumpukan sampah di Jembatan Kaligawe.
"Banyak sampah tersangkut di Jembatan Kaligawe. Airnya tidak bisa lewat, jadinya meluber ke sini (permukiman, red.). Sekarang sudah ditanggul sama cerucuk bambu," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang Iswar Aminuddin menyebutkan dua alat berat dan empat dump truk dikerahkan untuk menanggulangi dan membersihkan tumpuhan sampah.
Dari tumpukan sampah itu, kata dia, ternyata kebanyakan berupa limbah pasar dan rumah tangga, seperti sayur mayur, papan, dan sebagainya yang memenuhi aliran sungai.
"Kalau melihat sampahnya, banyak yang dari pasar. Ada tiga pasar yang ada di sekitar sungai. Makanya, mari sama-sama jaga sungai dari sampah agar tidak banjir," katanya.
Baca juga: BPBD Semarang waspadai luapan Sungai BKT
Baca juga: Ganjar upayakan percepat penanganan banjir di Pantura Semarang
Baca juga: Semarang kebut pembersihan lapak dagang di Banjir Kanal Timur
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018