BPPT siap untuk mendorong aspek TKDN LRT Jabodebek, sesuai arahan Presiden. Ke depan kami juga kembangkan teknologi kereta berpenggerak terbaru, agar LRT bisa jalan otomatis atau dipandu dari jauh."
Madiun (ANTARA News) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menyebut PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA sudah memiliki kemampuan untuk memproduksi kereta api ringan (Light Rail Transit/LRT) dengan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang tinggi.
Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa (TIRBR) BPPT Wahyu Widodo Pandoe dalam media briefing di PT INKA, Madiun, Jawa Timur, Selasa, mengatakan berdasarkan hasil audit teknologi kemampuan proses produksi kereta api ringan telah menunjukkan bahwa PT INKA mampu memproduksi LRT dengan TKDN yang tinggi.
Kemampuan, menurut dia, memang menjadi salah satu modal bagi Indonesia untuk dapat memproduksi kereta api di dalam negeri.
"BPPT siap untuk mendorong aspek TKDN LRT Jabodebek, sesuai arahan Presiden. Ke depan kami juga kembangkan teknologi kereta berpenggerak terbaru, agar LRT bisa jalan otomatis atau dipandu dari jauh," ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan PT INKA pada dasarnya telah memiliki fasilitas yang mumpuni untuk memproduksi kereta api, baik dari segi kapasitas maupun kualitas. Hal ini ditunjang pula oleh BPPT yang juga memiliki fasilitas uji sarana dan prasarana perkeretapiaan, perangkat lunak dan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni untuk meningkatkan daya saing perusahaan ini.
Direktur Pusat Teknologi Industri Permesinan BPPT yang merupakan Kepala Program LRT Jabodebek BPPT Barman Tambunan mengatakan untuk saat ini TKDN kereta api ringan dari INKA mencapai di bawah 50 persen.
BPPT, lanjutnya, memang mendapat tugas mendorong agar industri kereta api ini mampu meningkatkan TKDN dalam produknya. Contoh salah satu teknologi yang belum dikuasai adalah propulsi.
Ini yang, menurut dia, rencananya BPPT akan dikembangkan bersama dengan PT Pindad.
Sementara itu, Project Manager LRT Jabodebek PT INKA (Persero) Panji Sulaksono mengatakan pihaknya menargetkan hingga 60 persen TKDN untuk kereta api ringan yang menggunakan sistem penggerak elektrik dari third rail (listrik aliran bawah) ini.
Baca juga: BPPT inspeksi bodi LRT Jabodebek di Madiun
Baca juga: BPPT kuasai desain teknologi LRT Jabodebek
Baca juga: Kemenhub: penghentian Proyek KA Cepat-LRT Jabodebek hanya di area tertentu
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019