"Anak merupakan aset bangsa yang tidak ternilai. Karena itu, kesejahteraannya harus kita pastikan," kata Indra melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat.
Sementara itu, pengarusutamaan gender juga memiliki arti penting bagi pembangunan, namun bukan berarti perempuan harus mendominasi laki-laki.
Menurut Indra, pengarusutamaan gender adalah bagaimana membuat hubungan yang seimbang dan harmonis, berbagi peran baik dalam keluarga, masyarakat hingga kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Karena itu, kami mengajak semua pihak yang peduli terhadap perempuan dan anak untuk bersinergi bersama pemerintah untuk menyejahterakan perempuan dan anak," tuturnya.
Sinergi diperlukan karena pemerintah tidak akan sanggup bekerja sendiri menyelesaikan berbagai kesenjangan yang dialami perempuan dan permasalahan anak.
Indra mengatakan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak memerlukan sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga masyarakat, lembaga profesi, akademisi, dunia usaha, dan media massa.
Karena itu, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak telah membentuk Forum Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (Puspa) sejak 2017.
Baca juga: Psikolog: pemahaman perempuan masalah gender sudah semakin besar
Baca juga: Pengarusutamaan gender di daerah masih hadapi sejumlah permasalahan
Baca juga: KPPPA perkuat kelembagaan pengarusutamaan gender
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019