"Kami ke final, itu yang terpenting. Saya tidak peduli dengan cedera saya saat ini," katanya dalam komentar purnalaga dilansir laman resmi UEFA.
Robertson ditarik keluar pada saat turun minum dan digantikan oleh Georginio Wijnaldum yang ditakdirkan menjadi supersub dan motor kemenangan Liverpool.
Wijnaldum mengemas dwigol di antara gol pembuka dan penutup dari Divock Origi demi merengkuh skor agregat 4-3 atas Barcelona.
Laiknya setiap pemain dan penggemar Liverpool lainnya, Robertson tentu bersuka cita atas keberhasilan mereka melangkah ke final dengan cara membalikkan ketertinggalan tiga gol.
Baca juga: Intuisi tuntun Alexander-Arnold tentukan hasil pertandingan
Ia menyadari bahwa sebagian besar orang sudah menuliskan nasib Liverpool bakal tersingkir, nyatanya mereka bisa menyajikan salah satu kebangkitan terbaik dalam sejarah Liga Champions.
"Saya sudah mengatakan ini berkali-kali musim ini, tapi Ya Tuhan, tim ini luar biasa!" katanya.
"Kami tahu banyak orang sudah menganggap kami gugur, tapi di ruang ganti setiap pemain yakin jika kami bisa memulai dengan baik, kami bisa melakukannya," ujar dia menambahkan.
"Origi membawa kami memulai dengan baik, dan setelah itu semuanya tercatat dalam sejarah," pungkas bek Skotlandia itu.
Liverpool untuk dua musim beruntun lolos ke final. Musim ini mereka tiba lebih dulu di Madrid, menanti pemenang laga semifinal lain antara Ajax melawan Tottenham Hotspur. Ajax sementara unggul agregat 1-0.
Baca juga: Origi si rendah hati
Baca juga: Alisson sedikit terpinggirkan namun tak dilupakan
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2019