Mereka bersidang untuk pertama kali sejak pemilihan-pemilihan yang rusuh tahun lalu.
Hasil-hasil penghitungan pemilihan parlemen yang berlangsung pada Oktober lalu baru rampung awal bulan ini setelah masalah-masalah organisasi dan teknis dan tudingan terjadi kecurangan terjadi.
Insiden pada Ahad menggarisbawahi pergolakan dalam politik Afghanistan menjelang pemilihan presiden yang terjadi dalam bayang-bayang pembicaraan antara para diplomat Amerika Serikat dan Taliban tentang kemungkinan penyelesaian konflik yang sudah terjadi selama 18 tahun di Afghanistan.
Pada Sabtu, Mir Rahman Rahmani, seorang pengusaha terkemuka, mencalonkan diri untuk menjadi ketua majelis yang berkursi 247 . Perkelahian pecah antara para pendukung, yang menyatakan dia pemenang, dan para penentang mengatakan dia tidak memenuhi suara yang dibutuhkan sebanyak 124.
"Kami tak akan pernah menerima pemimpin baru dan harus ada pemilihan ulang dengan calon-calon baru," kata Mariam Sama, anggota majelis dari Kabul.
Video yang tersebar luas di media sosial menunjukkan perkelahian di antara para anggota parlemen, dengan para anggota terlihat menghalangi kursi ketua untuk diduduki dan menyerukan pemungutan suara diulang.
Rahmani adalah ayah dari Ajmal Rahmani, pengusaha kaya raya yang dikenal dengan julukan "Ajmal lapis baja" karena bisnisnya menjual kendaraan anti peluru ke elit Kabul.
"Dia sudah meraih mayoritas suara dan satu suara lagi bukan masalah, jadi dia ketua kami yang baru," ujar Nahid Farid, anggota parlemen dari Herat yang mendukung Rahmani.
Sumber: Reuters
Baca juga: Parlemen Arab kutuk serangan ISIS terhadap kedubes Irak di Kabul
Baca juga: Ledakan guncang parlemen Afghanistan
Baca juga: Parlemen Afghan tolak ISAF pimpinan NATO
Pewarta: Mohamad Anthoni
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019