Duet penyerang Simon Msuva dan Mbwana Samatta dua kali membawa Tanzania unggul, dua kali pula mereka gagal menjaganya sampai akhirnya gol gelandang Johanna Omolo dan dwigol penyerang Michael Olunga membuat Kenya menang di Stadion 30 Juni, Kairo, Mesir, Jumat pagi WIB.
"Terlalu banyak hal-hal 'gila'...kami melakukan terlalu banyak kesalahan," kata Amunike dalam komentar purnalaga dilansir Reuters.
Amunike bahkan menegaskan bahwa ia hanya bisa memberi arahan dari tepi lapangan dan penentu hasil pertandingan tetaplah para pemain yang kali ini gagal menuntaskan tugas dengan baik.
"Anda melatih strategi terus menerus, namun pemain adalah pemain dan sebagai pelatih Anda hanya bisa berdiri di tepi lapangan tak bisa berbuat apapun," katanya.
Baca juga: Bangkit dari ketertinggalan, Kenya tundukkan Tanzania 3-2
Baca juga: Migne enggan klaim berjasa saat Kenya torehkan sejarahnya
Kekalahan dari Kenya membuat Tanzania tetap nirpoin dan nyaman di dasar klasemen Grup C dalam penampilan kedua mereka di putaran final Piala Afrika tersebut.
Pasukan Taifa Stars kini di ambang nasib serupa hampir 40 tahun silam, ketika kiprah mereka di edisi 1980 hanya terhenti di fase grup dengan koleksi satu poin saja.
Secara matematis, Tanzania masih bisa lolos sebagai salah satu dari empat tim peringkat ketiga terbaik jika menang di laga pamungkas dengan selisih skor besar dan hasil-hasil di grup lain berpihak kepada mereka, namun secara rasional peluang mereka hampir nol persen.
Terlebih dalam laga pamungkas Grup C di Stadion Al Salam, Kairo, pada Selasa (2/7) dini hari WIB, Tanzania akan menghadapi pemuncak klasemen sementara Aljazair (6) yang sudah lolos ke babak 16 besar.
Baca juga: Aljazair enggan besar-besarkan kemenangannya atas Senegal
Baca juga: Burundi terlanjur jemawa sebelum sadar Madagaskar berbahaya
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2019