"Railclinic terus melayani masyarakat di daerah pinggiran dengan memeriksa kesehatan dan sekaligus mengobati. Kali ini layanan di Stasiun Dolok Merangir dan Tebingtinggi," ujar Manager Kesehatan Railclinic, Agus Widodo di Dolok Merangir, Rabu.
Dia menegaskan, pemeriksaan, pengobatan dan bantuan lainnya merupakan kegiatan bakti sosial PT Kereta Api.
Pelayanan dilakukan di daerah-daerah yang jauh dari jangkauan fasilitas umum dan berada di jalur kereta api.
"Bakti sosial RailClinic merupakan rangkaian program kegiatan lanjutan," ujarnya didampingi Manager Humas PT KAI Divre I Sumut, M Ilud Siregar.
Setelah di Dolok Merangir, layanan kesehatan RailClinic itu dilanjutkan di Stasiun Tebingtinggi pada Kamis, 18 April.
Selain pelayanan kesehatan dokter umum, Railclinic melayani kesehatan gigi, kebidanan dan pemeriksaan mata dengan para dokter ahli di bidangnya dan peralatan canggih.
Baca juga: Jasa Raharja gandeng poliklinik di stasiun kecil
Selain itu ada pemberian 100 kacamata gratis, makanan serta sikat gigi dan pasta gigi sekaligus edukasi kebersihan diri kepada siswa SD dan pemberian susu sebanyak 60 kotak kepada para ibu hamil.
Manager Humas PT KAI Sumut, M Ilud Siregar, mengatakan, disamping layanan kegiatan bakti sosial, RailClinic juga menggelar sosialisasi keselamatan perkeretaapian.
Keselamatan, katanya adalah pilar utama dalam jasa transportasi kereta api dengan prinsip lebih baik tidak berangkat dari pada tidak pernah sampai tujuan.
Kegiatan sosialisasi keselamatan meliputi soal ketertiban berlalu lintas di perlintasan sebidang jalur kereta api, pelemparan terhadap perjalanan kereta api dan peran serta masyarakat terhadap keselamatan perkeretaapian.
Data menunjukkan sejak Januari hingga Juni sudah ada 51 kali kecelakaan di pintu perlintasan resmi dan perlintasan tidak resmi kereta api di Sumut.
Jumlah kecelakaan itu masing-masing 28 kali kejadian terjadi di perlintasan resmi dan tidak resmi,16 kali pejalan kaki dan tujuh hewan ternak di daerah ruang manfaat jaluir kereta api.
Adapun kasus pelemparan kereta api terjadi sebanyak 23 kali.
"Peran serta masyarakat terhadap keselamatan perkeretaapian sangat dibutuhkan terutama dalam hal mentaati dan patuh terhadap rambu-rambu di perlintasan sebidang dengan jalur jereta api," kata Ilud.
Baca juga: 43 jiwa melayang di perlintasan KA Sumbar lima tahun terakhir
Baca juga: Uji coba KA Bandara Sumbar dilanjutkan setelah sempat menyangkut peron
Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019