Arini, hafiz dan beasiswa kuliah

18 September 2019 10:26 WIB
Arini, hafiz dan beasiswa kuliah
Arini Karima, mahasiswi Universitas Lambung Mangkurat penghafal Alquran. ANTARA/Firman/am.

Awalnya saya ditelpon dari pihak Fakultas Kedokteran ULM bahwa saya diterima dan termasuk sebagai penerima beasiswa Indonesia Bright Future Leaders (IBFL) dari Adaro.

Tidak semua orang bisa menjadi seorang penghafal Al Quran (hafiz). Bagi umat muslim, seorang hafiz tentu akan dihormati karena keistimewaannya dapat mengingat 30 juz isi dalam kitab suci umat Islam tersebut.

Keistimewaan itulah yang begitu dirasakan Arini Karima, mahasiswi Program Studi Psikologi Fakuktas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini mendapat banyak berkah dan kemudahan hidup berkat menghafal Al Quran.

"Alhamdulilah saya bisa kuliah gratis dengan beasiswa berkat Al Quran," ucapnya kepada ANTARA, Selasa (17/9).

Menariknya, Arini mengaku jika menghafal 30 juz Al Quran justru diawali motivasinya untuk bisa melanjutkan pendidikan tinggi setelah lulus sekolah di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Model Banjarmasin tahun 2018.

"Saya mau kuliah tapi orang tua tidak mampu membiayai sehingga harus mikir sendiri bagaimana caranya bisa kuliah. Singkat cerita, saya dapat informasi bahwa ternyata banyak perguruan tinggi yang membuka peluang jalur khusus untuk hafiz," katanya.

Gadis berkaca mata ini kala lulus sekolah hanya mampu menghafalkan 10 juz Al Quran. Untuk itu, di sisa waktu yang terbatas jelang pendaftaran calon mahasiswa baru, dia berupaya menyelesaikan hafalan Al Quran hingga 30 juz, dengan harapan bisa mendaftar kuliah lewat jalur hafiz.

"Alhamdulilah, hanya dalam waktu dua minggu saya bisa selesai menghafal 20 juz Al Quran tersisa hingga seluruhnya alias 30 juz bisa saja hafal," katanya.

Baca juga: Ini cara menghapal Quran dari Juara 1 HQ 1 Juz asal Banten

Baca juga: Lulusan madrasah Aceh Barat ditargetkan jadi hafiz Quran

 
Arini Karima bersama Rektor Universitas Lambung Mangkurat Prof Dr H Sutarto Hadi. (ANTARA/Firman)


Sertifikat hafiz yang didapat Arini dari Rumah Tahfidz Azzahra Banjarmasin pun disertakannya dalam dokumen pendaftarannya ke jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun akademik 2018-2019.

"Ketika daftar SNMPTN itupun saya tidak ada bayangan bagaimana nantinya membiayai kuliah jika diterima. Yang penting daftar dulu dengan keyakinan hati menyertakan sertifikat hafal 30 juz Alquran," katanya.

Tekad kuat dara kelahiran Banjarmasin, 18 Desember 2000 ini untuk bisa kuliah dan berkat doa serta keyakinan hatinya dengan berkah Al Quran pun diijabah oleh Allah SWT.

"Awalnya saya ditelpon dari pihak Fakultas Kedokteran ULM bahwa saya diterima dan termasuk sebagai penerima beasiswa Indonesia Bright Future Leaders (IBFL) dari Adaro. Saya kaget dan sempat ragu dan mengatakan saya tidak pernah mendaftar atau melamar di beasiswa itu. Namun setelah ditelepon kembali dan dibilang harus ikut pembekalan baru saya yakin dan Alhamdulilah sekarang kuliah gratis," tutur Arini, mengungkapkan awal mula dia mendapatkan beasiswa.

Program beasiswa Indonesia Bright Future Leaders dari PT Adaro Indonesia memang menjadi jawaban dari doa dan perjuangan Arini untuk bisa kuliah tanpa harus membebani kedua orangtuanya.

Berkah dan keistimewaan sebagai penghafal Al Quran pun dirasakannya begitu nyata.

"Alhamdulilah dengan izin Allah SWT salah satu keberkahan dari Alquran saya akhirnya bisa kuliah sesuai yang saya impikan," ucapnya penuh syukur.

Baca juga: 30 ribu hafiz gelar Murojaah Quran

Baca juga: Hafiz cilik Indonesia tampil di MTQ Moskow, Rusia

 
Arini Karima saat memberikan motivasi sebagai penerima beasiswa Indonesia Bright Future Leaders. (ANTARA/Firman)


Sebelum mendapatkan beasiswa hingga kuliah di perguruan tinggi negeri terbaik di Kalimantan dengan akreditasi A itu, Arini mengaku sempat putus asa bisa mengenyam pendidikan tinggi. Bahkan, ayahnya yang hanya karyawan swasta di Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Banjarmasin dan sang bunda hanya ibu rumah tangga, membebaskan dia untuk membuat pilihan setelah lulus sekolah.

"Saya dipersilahkan untuk berjuang sendiri karena orang tua tidak bisa menanggung biaya kuliah. Harapan saya tinggal satu, yakni menghafal Alquran 30 juz untuk daftar kuliah dan alhamdulilah semua doa dikabulkan oleh Allah SWT," kata anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Jaderi dan Jumiati ini.

Beasiswa yang diraih Arini pun kini menjadi motivasi di keluarganya untuk bisa menghafalkan Al Quran. Karena sebelumnya di keluarganya tidak ada satupun yang hafal isi ayat pada kitab suci umat Islam yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk hidup bagi umat muslim itu.

"Jadi sekarang di rumah, adik dan kakak semua sebelum makan duduk secara bundar baca satu ayat untuk dihafal. Beasiswa yang saya dapatkan berkat Al Quran jadi motivasi semua keluarga," ujarnya.

Arini juga menularkan ilmu hafalan Al Quran di kampus. Melalui organisasi Kelompok Studi Islam (KSI) Asy Syifa Fakultas Kedokteran ULM, dia bikin metode pengajian untuk menghafal Al Quran sama-sama seperti yang dilakukan di rumah bersama keluarga.

Di samping berbagi ilmu, mahasiswi semester 3 yang tinggal di Asrama Graha Puspa Cendekia Kampus ULM di Banjarbaru ini juga terus mengasah kemampuan hafalan Al Quran-nya dengan belajar secara private bersama Ustadz Fahrurrazi di Martapura, Kabupaten Banjar.

Baca juga: Fatih Seferagic kecelakaan motor di Bali

Baca juga: Hafiz Darul Quran antusiastis ikuti kursus singkat di Inggris

 
Arini Karima bersama Rektor ULM dan jajaran PT Adaro Indonesia yang memberikan beasiswa kepadanya. (ANTARA/Frman)



Sederet prestasi juga sudah berhasil ditorehkan Arini. Seperti juara 1 MTQMN tingkat Universitas Lambung Mangkurat cabang Tahfidz 10 juz tahun 2019, juara 2 MTQ cabang Tahfidz 20 juz tingkat Kota Banjarmasin tahun 2019 dan juara 1 MTQ cabang Tahfidz 20 Juz tingkat Kota Banjarmasin tahun 2018.

Kemudian juara 2 MTQ cabang Tahfidz 20 Juz tingkat Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2018 dan juara 3 MHQ kategori 10 Juz Antar Pesantren se-Indonesia tahun 2018 serta sejumlah gelar juara lainnya di berbagai perlombaan.

Sebelum menjadi hafiz, Arini juga berprestasi di cabang Tilawah atau baca Al Quran yang mulai digelutinya sejak tahun 2013 atau di usia 13 tahun saat duduk di MTsN Mulawarman Banjarmasin.

Adapun sejumlah prestasi yang ditorehkannya yaitu juara 1 MTQ cabang Tilawah Gololangan Anak-Anak tingkat Kota Banjarmasin tahun 2013. Di tahun yang sama tingkat Provinsi Kalimantan Selatan, Arini kembali menjadi yang terbaik dengan merebut juara 1.

Kemudian juara 1 Lomba Tilawah Putri Se-Kota Banjarmasin di Kampus UIN Antasari tahun 2015 serta juara 2 Tilawah Remaja pada kegiatan Suara Emas Kemerdekaan RI tahun 2017.

Kini Arini punya keinginan untuk menjadi motivator Al Quran. Kelak setelah dia lulus kuliah nanti, berbekal gelar Sarjana Psikologi dan kemahirannya menghafal Al Quran, gadis berkulit putih yang masa kecilnya dihabiskan di SDN SN Kebun Bunga 4 Banjarmasin ini berharap bisa terus menularkan berkah dan keistimewaan Al Quran kepada banyak orang.

Karena menurutnya, tidak ada penghafal Al Quran di dunia ini yang gagal dalam hidupnya seperti hidup miskin, jadi pengemis dan sebagainya. Melainkan banyak contoh hafiz Quran yang sukses dan mendapat kemuliaan di sisi Allah SWT.*

Baca juga: Hafiz Quran bisa masuk universitas Jambi tanpa seleksi

Baca juga: 50 hafiz Alquran lulus seleksi fakultas kedokteran UIN

 

Pewarta: Firman
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019