Krisis air bersih masih melanda Sumba Timur

12 Desember 2019 17:19 WIB
Krisis air bersih masih melanda Sumba Timur
Darurat Kekeringan NTT Warga nenunggang kuda sambil membawa jerigen kosong yang akan diisi air di satu-satunya mata air di Desa Lolowano, Sumba Barat , NTT Sabtu (9/9). ANTARA/Kornelis Kaha/aww/17.

ada sekitar 15 desa yang mengalami krisis air bersih

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Timur menyebutkan wilayah Kabupaten Sumba Timur masih dilanda krisis air bersih sehingga BPBD setempat masih terus melakukan distribusi air bersih untuk masyarakat setempat.

"Kabupaten Kupang Timur termasuk salah satu kabupaten di NTT yang dilanda kekeringan ekstrem pada 2019 dan beberapa kecamatan mengalami krisis air bersih untuk kebutuhan konsumsi masyarakat," kata Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Nusa Tenggara Timur, Thomas Bangke ketika dihubungi di Kupang, Kamis.

Ia mengatakan kondisi cuaca di Sumba Timur, Pulau Sumba selama musim kemarau sangat panas sehingga berdampak pada terjadinya krisis air bersih.

Baca juga: Warga di Kabupaten Nagekeo menderita krisis air bersih
Baca juga: TNI bantu warga perbatasan RI-Timor Leste atasi krisis air


Daerah yang tergolong sangat masih mengalami krisis air bersih sebagai dampak musim kemarau yaitu Kecamatan Haharu, sehingga mendorong BPBD Sumba Timur melakukan distribusi air bersih untuk kebutuhan masyarakat.

"BPBD Sumba Timur masih terus melakukan distribusi air bersih untuk kebutuhan masyarakat di daerah itu. Ada sekitar 15 desa yang mengalami krisis air bersih sebagai dampak kekeringan yang melanda Pulau Sumba," tegasnya.

Ia mengatakan, distribusi air bersih dilakukan BPBD hanya bersifat sementara, sehingga perlu upaya jangka panjang dilakukan pemerintah Sumba Timur, agar krisis air bersih yang menimpa masyarakat Sumba Timur saat ini tidak terjadi lagi.

Menurut dia, pemerintah daerah setempat perlu melakukan penghijauan kembali terhadap sumber mata air dengan menanam pohon sukun dan aren.

"Kedua jenis tanaman itu mampu mengikat air yang banyak sehingga ketersediaan air untuk kebutuhan masyarakat dan ternak tetap tersedia. Dua jenis pohon itu direkomendasikan BNPB untuk ditanam di berbagai sumber air guna mengatasi krisis air bersih pada musim kemarau," tegasnya.
Krisis air bersih selama juga dialami masyarakat Kota Kupang, Nusa Tenggara. Sejak Agustus 2019 distribusi air dari Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Kupang dan PDAM Kabupaten Kupang terhenti total akibat debit air dari sejumlah sumber air berkurang. (Antara/ Benny Jahang)


Baca juga: Jaga ketersediaan air, ribuan pohon siap ditanam di Kupang
Baca juga: Kekeringan landa seluruh kecamatan di Timor Tengah Selatan


Kemarau panjang yang melanda Kabupaten Sumba Timur telah menyebabkan terjadi krisis air bersih yang menimpa masyarakat di 15 desa yang tersebar di tujuh kecamatan, Kabupaten Sumba Timur.

Beberapa wilayah yang terdampak krisis air bersih seperti Desa Napu, Wunga, Mbatapuhu, Desa Persiapan Matawai Pandangu, Kecamatan Haharu.

Selain itu Desa Tanatuku, Praihambuli, Praikarang, Makamenggit, Desa Persiapan Mbinudita di Kecamatan Nggaha Ori Angu,

Sementara Desa Pambotanjara di Kecamatan Kanatang, Desa Persiapan Palindi Tanabara di Kecamatan Kota Waingapu, Desa Lukuwingir dan Ngaru Kahira, Kecamatan Kambata Mapambuhang.

Desa lain yang juga mengalami krisis air bersih adalah Desa Persiapan Padadalu di Kecamatan Kambata Mapambuhang dan Waimbididi Kecamatan Nggoa. 

Baca juga: Tiga kecamatan di Manggarai Barat krisis air bersih
Baca juga: Kota Kupang mulai alami krisis air bersihBaca juga: Mendesak, bantuan air bersih bagi warga Sikka

 

Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019