"Kalau kita lihat dalam beberapa tahun terakhir Papua ingin dibangun lebih maksimal. Tapi pertanyaannya apakah masyarakat asli Papua sendiri bisa mendapatkan manfaat langsung yang signifikan dari pembangunan itu," kata kepala lembaga swadaya masyarakat yang fokus membantu masyarakat di Indonesia bagian timur itu dalam acara diskusi yang diadakan di Jakarta Pusat, Selasa.
EcoNusa, kata dia, ingin membantu masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada di daerah tersebut dan membuat mereka tidak bergantung kepada industri besar. Selain itu, mereka juga ingin menyeimbangkannya dengan usaha untuk menjaga alam.
Baca juga: Bahlil boyong pejabat Papua temui investor China
Baca juga: EcoNusa dorong gerakan penyelamatan lingkungan mewabah di masyarakat
Salah satu yang menjadi fokus mereka adalah pelestarian hutan mangrove atau bakau yang banyak ditemukan di daerah Papua. Masyarakat pesisir terutama harus terus dibantu untuk menjaga bakau yang menjadi sumber kehidupan mereka, karena menjadi rumah bagi udang dan kepiting yang menjadi mata pencaharian warga.
Mereka menyoroti kesuksesan Kabupaten Kaimana di Papua Barat yang berhasil mengorganisir masyarakat untuk mendapatkan keseimbangan kesuksesan ekonomi dan menjaga kelestarian bakau.
Menurut Bupati Kaimana Matias Mairuma sampai saat ini daerah tersebut masih alami tanpa terdapat perkebunan sawit, kondisi yang ingin dia pertahankan meski sudah selesai menjabat pada 2021.
"Pembangunan kalau kita lihat UUD 1945, definisi pembangunan itu untuk menyejahterakan masyarakat jangan ada pembangunan yang tidak menyejahterakan masyarakat. Masyarakat dalam konteks Papua adalah yang ada di kampung-kampung, masyarakat asli Papua," kata Matias, yang menjadi narasumber di diskusi tersebut.
Baca juga: Bahlil : Ekonomi Papua tidak bisa maju secara masif tanpa investasi
Baca juga: Pengusaha Hongkong minati investasi di Papua Barat
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020