• Beranda
  • Berita
  • Ratusan ikan mati mendadak di perairan Maluku Utara

Ratusan ikan mati mendadak di perairan Maluku Utara

27 Februari 2020 17:52 WIB
Ratusan ikan mati mendadak di perairan Maluku Utara
Warga Kota Ternate dan Pulau Makian Desa Poili-Desa Matantengin, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), dihebohkan dengan ikan mati mendadak di perairan Ternate maupun Halmahera Selatan. (ANTARA/Abdul Fatah)
Masyarakat Maluku Utara (Malut), khususnya Kota Ternate, Pulau Makian, Desa Poili dan Desa Matantengin, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), dihebohkan dengan ikan mati mendadak di perairan Ternate maupun di Halmahera Selatan.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Ternate Ruslan Bian di Ternate, Kamis, mendengar fenomena ikan mati mendadak di perairan Taman Nukila dan sekitarnya. Permukaan air laut di Taman Nukila Ternate juga terlihat keruh berwarna kecoklatan yang berbeda dengan kondisi sebelumnya.

Pihaknya langsung bergerak untuk menyelam agar bisa memastikan ikan yang mati di kedalaman. Saat menyelam dengan kedalaman 6-10 meter terdapat beberapa jenis ikan yang mati diantaranya ikan kaka tua dan jenis ikan karang lainnya.

Menurut Ruslan, pada awal mendengar ikan mati di pesisir Pantai Taman Nukila terlihat keruh berwarna kecoklatan dan saat menyelam  jarak pandang cuma 2 meter. Ketika menyelam kembali pada pukul 11.00 WIT air laut kembali normal seperti biasa.

Baca juga: 10 ton bangkai ikan di Danau Maninjau berhasil dikeluarkan

Baca juga: Berat total ikan yang mati di kawasan Danau Maninjau sampai 63 ton

Baca juga: Ikan di Danau Maninjau mati massal akibat angin kencang


Untuk mendapat kepastian ikan mati mendadak itu, harus ada uji coba di laboratorium agar bisa dipastikan penyebab dari kematian ikan dan air yang keruh.

Dia mengimbau agar masyarakat jangan mengonsumsi ikan mati mendadak karena hasil laboratorium belum ada hasilnya, disamping  tidak ada kerusakan karang.

Sementara itu, Direktur Polairud Polda Malut, Kombes Pol Djarot Agung Riadi melalui Kasubdit Gakkum Polairud Polda Maluku Utara, Kompol Erwin mengatakan telah mengirimkan contoh ikan mati ke laboratorium di Makasar.

Contoh ikan yang di bawah, diambil dari tiga Desa diantaranya Desa Ploli, Desa Sangapati dan Desa Matangtenggi pulau Makean Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel).

"Contoh ikan telah dibawa oleh anggota ke Labfor Makassar dengan pesawat dan akan diteliti untuk mengetahui penyebab terjadinya fenomena ikan mati dan pesisir laut berubah warna.

"Sekarang belum ada kepastian dari kejadian tersebut, nanti kita menunggu hasil laboratorium di Makassar," katanya.*

Baca juga: 10 ton ikan di Danau Maninjau mati akibat hujan deras

Baca juga: Tim pemantau temukan ikan-ikan mati di Teluk Triton, Papua Barat

Baca juga: Penjualan ikan di Danau Siombak menurun akibat bangkai babi

Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020