• Beranda
  • Berita
  • Kominfo dorong pemanfaatan teknologi komputasi awan untuk "Go Digital"

Kominfo dorong pemanfaatan teknologi komputasi awan untuk "Go Digital"

4 November 2020 16:56 WIB
Kominfo dorong pemanfaatan teknologi komputasi awan untuk "Go Digital"
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, dalam peresmian data center SpaceDC, JAK2, secara virtual, Rabu (4/11/2020). (ANTARA/Arindra Meodia)
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mendorong pemanfaatan teknologi komputasi awan atau cloud computing guna mendukung visi pemerintah "Go Digital 2020," dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.

"Instansi pemerintah, pelaku bisnis, UKM dan pemangku kepentingan lainnya untuk dapat memanfaatkan teknologi komputasi awan guna mendorong efisiensi dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat," ujar Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, dalam peresmian data center SpaceDC, JAK2, secara virtual, Rabu.

Semuel mengatakan pandemi COVID-19 telah memengaruhi kehidupan, dan juga mendorong untuk mempercepat laju transformasi digital.

Proses transformasi digital yang semakin cepat, menurut Semuel, juga meningkatkan permintaan akan layanan jarak jauh dan teknologi baru, dan pada akhirnya mendorong pertumbuhan pasar data center di Indonesia.

"Sehubungan dengan itu kami berharap fasilitas data center dapat mendukung kebutuhan akan percepatan agenda transformasi digital dan membuka peluang ini bagi perusahaan dan UKM di Indonesia," kata Semuel.

Baca juga: Menkominfo sambut baik pembangunan pusat data ketiga Alibaba Cloud

Baca juga: Menkominfo: Hanya tiga persen data center penuhi standar global


"Kami semua menyambut baik kemitraan yang menguntungkan, antara publik, sektor swasta, dan kami berkomitmen untuk membuat itu terjadi," dia menambahkan.

Salah satu penyedia pusat data yang berpusat di Singapura, SpaceDC, melihat Asia Tenggara menjadi kawasan yang potensial.

CEO SpaceDC, Darren Hawkins, menyebut kawasan Asia Tenggara kini memiliki ekonomi internet bernilai lebih dari 100 miliar, dan diperkirakan akan membengkak menjadi 300 miliar dolar AS pada 2025.Hal ini mendorong SpaceDC membuka pusat data pertamanya di Indonesia, hari ini, yang dinamai JAK2.

"Karena Indonesia memiliki populasi dan ekonomi digital terbesar di kawasan Asia Tenggara, masuk akal untuk membuka fasilitas pertama kami di pasar ini," kata Darren.

JAK2 berbasis di Jakarta, dibangun bekerjasama dengan GIC, sebuah badan pendanaan investasi global di Singapura. Data Center Tier III dengan 1,45MW ini memungkinkan perusahaan lokal dan global terkoneksi lebih baik.

"Dengan konektivitas yang disediakan oleh fasilitas ini, perusahaan lokal dan global sekarang memiliki akses ke fasilitas data center kelas dunia untuk terhubung ke kawasan Asia Tenggara," ujar Darren.

Selain peluncuran JAK2, SpaceDC hari ini juga memulai konstruksi untuk JAK1, fasilitas Tier III 24MW mendatang yang akan menampilkan kampus data center yang lebih besar dengan kemampuan kinerja yang lebih tinggi. JAK1 akan diluncurkan pada 2021.

Sementara itu, layanan berbasis cloud computing milik Amazon, Amazon Web Service (AWS), Senin (2/11), menegaskan tetap pada rencananya untuk membuka pusat data di Indonesia pada akhir 2021, meski saat ini tengah dalam pandemi COVID-19.

Pemerintah Indonesia sendiri berencana membangun pusat data nasional. Sebanyak empat pusat data nasional akan dibangun di ibu kota negara sekarang, di ibukota negara baru, di Kepulauan Riau-Batam (menghubungkan dengan internasional), dan di Kota Bitung, Sulut.

Empat pusat data nasional ini akan terhubung satu dengan lainnya walaupun terpisah secara kewilayahan. Pembangunan pusat data nasional diharapkan menghasilkan satu data nasional.

Baca juga: Pandemi tak halangi Amazon Web Service buka pusat data di Indonesia

Baca juga: Zoom buka pusat data di Singapura

Baca juga: Mitigasi risiko, 142 anggota AFPI telah lapor ke pusat data

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020