PT Bukit Asam Tbk memiliki jajaran direksi baru setelah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Senin, dengan mempercayakan mantan Direktur Operasi dan Produksi Suryo Eko Hadianto sebagai direktur utama.Saya 1991 sudah di Bukit Asam, separuh umur saya. Jadi tahu persis bagaimana mekanisme arah dan kebijakan Bukit Asam ini harus dibawa ke mana
Dalam RUPST itu juga ditetapkan Dwi Fatan Lilyana sebagai Direktur Sumber Daya Manusia, Farida Thamrin menjadi Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko dan Suhedi menjabat Direktur Operasi dan Produksi.
Jajaran direksi baru ini menggantikan pejabat sebelumnya yakni Arviyan Arifin, Joko Pramono, Adib Ubaidillah, Mega Satria, dan Hadis Surya Palapa.
"Saya 1991 sudah di Bukit Asam, separuh umur saya. Jadi tahu persis bagaimana mekanisme arah dan kebijakan Bukit Asam ini harus dibawa ke mana," kata Suryo yang memberikan keterangan pers secara virtual setelah RUPST.
Sebagai mantan Dirut Operasi dan Produksi PTBA (2016-2019), Suryo menilai Bukit Asam kini membutuhkan percepatan karena sejatinya visi dan misi yang dibuat manajemen terdahulu sudah tepat.
"PTBA sudah on the track. Ini waktunya untuk mengeksekusi tapi tetap harus jaga GCG (Good Corporate Governance)," kata mantan Direktur Transformasi Bisnis PT Inalum ini.
PTBA akan tetap fokus merealisasikan dua Proyek Strategis Nasional yakni gasifikasi batu bara untuk menghasilkan Dimethyl Ether (DME) dan Kawasan Ekonomi Khusus di Tanjung Enim, dan beberapa proyek lainnya.
Untuk menjalankan target ini, Bukit Asam akan menggaungkan kembali target produksi 50 juta ton batu bara/tahun dengan cara meningkatkan kapasitas angkutan dan memperluas pasar di dalam dan luar negeri. Saat ini, BUMN yang memiliki wilayah tambang di Tanjung Enim, Sumatera Selatan ini memproduksi hampir 25 juta ton batu bara pada 2020.
Pada RUPST kali ini, Bukit Asam membagikan dividen senilai Rp835 miliar, yang merupakan 35 persen dari total laba bersih perusahaan tahun 2020 sebesar Rp2,4 triliun.
Selain ditetapkannya pembagian dividen, melalui RUPST ini juga disetujui Laporan Tahunan Direksi mengenai Keadaan dan Jalannya Perseroan Selama Tahun Buku 2020, disahkannya Laporan Tahunan termasuk Laporan Keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Tahun Buku 2020.
Kemudian, ditetapkannya Tantiem Direksi Dan Dewan Komisaris Perseroan Tahun Buku 2020 dan Gaji/Honorarium Berikut Fasilitas Dan Tunjangan Lainnya untuk Tahun Buku 2021.
Lalu, disetujuinya Penunjukan Kantor Akuntan Publik Untuk Mengaudit Laporan Keuangan Perseroan Dan Laporan Keuangan Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan Tahun Buku 2021 dan Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan selaras dengan diterbitkannya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 15/POJK.04/2020.
Sementara kinerja 2020 dilaporkan perseroan mampu mencatatkan pendapatan sebesar Rp17,3 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 2,4 triliun.
Aset perusahaan tercatat masih kuat berada di angka Rp24,1 triliun dengan komposisi kas setara kas dan deposito berjangka di atas 3 bulan sebesar Rp5,5 triliun atau 23 persen dari total aset.
Baca juga: PTBA bersiap produksi karbon aktif
Baca juga: PTBA kembangkan proyek peningkatan angkutan batu bara
Baca juga: PTBA siapkan Rp3,8 triliun untuk diversifikasi bisnis batu bara
Baca juga: Pemprov Sumsel dukung PTBA bangun KEK Tanjung Enim
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021