• Beranda
  • Berita
  • Otoritas Sydney minta bantuan militer terapkan pembatasan pergerakan

Otoritas Sydney minta bantuan militer terapkan pembatasan pergerakan

29 Juli 2021 23:30 WIB
Otoritas Sydney minta bantuan militer terapkan pembatasan pergerakan
Pejalan kaki memakai masker saat berjalan di pusat kota ditengah penguncian untuk menekan laju penyebaran virus corona (COIVD-19) di Sydney, Australia, Senin (5/7/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Loren Elliott/WSJ/djo

Kami hanya dapat berasumsi bahwa segala sesuatunya cenderung menjadi lebih buruk sebelum menjadi lebih baik, mengingat jumlah orang yang dapat menularkan virus di komunitas

Kota terbesar di Australia, Sydney, melaporkan peningkatan kasus COVID-19 harian tertinggi pada Kamis dan mengeluarkan peringatan bahwa penyebaran virus itu masih dapat memburuk lagi.

Angka dan peringatan tersebut datang saat otoritas meminta bantuan angkatan militer untuk menegakkan pemberlakuan karantina terhadap enam juta penduduk, yang akan memasuki pekan keenam.

Australia telah kesulitan untuk menahan penyebaran varian Delta yang sangat mudah menular di dalam dan di sekitar kota Sydney dalam beberapa pekan terakhir, yang mengancam ekonomi negara tersebut, senilai dua triliun dolar Australia, untuk terdorong ke dalam resesi kedua dalam beberapa tahun.

Meski penguncian diperpanjang di Sydney, yang merupakan ibu kota negara bagian, New South Wales mencatat 239 kasus dari transmisi lokal dalam 24 jam terakhir. angka tersebut merupakan kenaikan harian terbesar sejak pandemi dimulai.


Baca juga: PM : vaksinasi saja tidak akan akhiri penguncian COVID di Sydney


“Kami hanya dapat berasumsi bahwa segala sesuatunya cenderung menjadi lebih buruk sebelum menjadi lebih baik, mengingat jumlah orang yang dapat menularkan virus di komunitas,” kata pimpinan New South Wales Gladys Berejiklian kepada wartawan di Sydney.

Berejiklian mengatakan bahwa satu orang lagi telah meninggal dunia akibat COVID-19, sehingga total kematian dari penyebaran terbaru mencapai 13 dan penghitungan kematian nasional mencapai 921.

Dengan sedikitnya pertanda bahwa pembatasan baru-baru ini mengurangi jumlah kasus, Berejiklian mengatakan bahwa pembatasan terbaru akan diberlakukan di wilayah barat daya dan barat Sydney, di mana sebagian besar kasus COVID-19 ditemukan.

Dengan pembatasan yang lebih ketat yang akan dimulai pada hari Jumat, Polisi New South Wales mengatakan telah meminta 300 personel militer untuk membantu menegakkan perintah penguncian.

“Dengan peningkatan aktivitas penegakan selama minggu mendatang, saya sekarang telah membuat permintaan resmi kepada perdana menteri untuk personel (Angkatan Pertahanan Australia) untuk membantu operasi itu,” kata Komisaris Polisi New South Wales Mick Fuller dalam sebuah pernyataan melalui email.

Baca juga: Sydney siap perpanjang 'lockdown' saat wilayah lain Australia dibuka

Pada hari Rabu, Berejiiklian memperpanjang penguncian di Sydney untuk satu bulan lagi, namun mengizinkan sebagian proyek konstruksi untuk dilanjutkan selama pekerja tidak melakukan kontak dengan penduduk.

Pembatasan tersebut diperkirakan akan dapat memakan banyak korban dari segi ekonomi, dengan New South Wales yang berkontribusi terhadap sepertiga ekonomi Australia.

Meski demikian, Berejiklian mengatakan pembatasan perlu tetap dilakukan karena terlalu sedikit orang di Sydney yang telah divaksin, di tengah persediaan vaksin Pfizer yang terbatas.


Baca juga: Australia perpanjang 'lockdown' COVID-19 di Victoria
 

Semua orang dewasa di Sydney kini telah didesak untuk mencari vaksin AstraZeneca. Tetapi dengan alasan pembekuan darah yang langka, banyak yang enggan dan lebih memilih menunggu beberapa bulan ketika Australia diperkirakan akan menerima pasokan vaksin tambahan buatan Pfizer.

Hanya sekitar 17 persen warga di atas 16 tahun yang telah divaksinasi lengkap di New South Wales.

Sejauh ini, lebih 2.800 kasus telah terdeteksi, dengan 182 orang dirawat di rumah sakit, sementara 54 berada dalam perawatan intensif dan 22 di antaranya membutuhkan ventilasi.

Sumber: Reuters


Baca juga: Varian Delta mulai masuk Beijing

Baca juga: Vaksin "hilang", penduduk asli Bolivia batal disuntik

Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021